Khamis, Disember 30, 2010

SMART Goal Setting

SMART Goal Setting:

A Surefire Way To Achieve Your Goals

SUCCESSpost Motivational Wallpaper   Success

Sumber : http://www.goal-setting-guide.com

I encourage you to pick up a pen and a piece of paper and jot down the goals you want to reach. Look at each goal and evaluate it. Make any changes necessary to ensure it meets the criteria for a SMART goals:

  • S = Specific
  • M = Measurable
  • A = Attainable
  • R = Realistic
  • T = Timely

Specific

Goals should be straightforward and emphasize what you want to happen. Specifics help us to focus our efforts and clearly define what we are going to do.

Specific is the What, Why, and How of the SMART model.

  • WHAT are you going to do? Use action words such as direct, organize, coordinate, lead, develop, plan, build etc.
  • WHY is this important to do at this time? What do you want to ultimately accomplish?
  • HOW are you going to do it? (By…)

Ensure the goals you set is very specific, clear and easy. Instead of setting a goal to lose weight or be healthier, set a specific goal to lose 2cm off your waistline or to walk 5 miles at an aerobically challenging pace.

Measurable

If you can’t measure it, you can’t manage it. In the broadest sense, the whole goal statement is a measure for the project; if the goal is accomplished, the is a success. However, there are usually several short-term or small measurements that can be built into the goal.

Choose a goal with measurable progress, so you can see the change occur. How will you see when you reach your goal? Be specific! “I want to read 3 chapter books of 100 pages on my own before my birthday” shows the specific target to be measure. “I want to be a good reader” is not as measurable.

Establish concrete criteria for measuring progress toward the attainment of each goal you set. When you measure your progress, you stay on track, reach your target dates, and experience the exhilaration of achievement that spurs you on to continued effort required to reach your goals.

Attainable

When you identify goals that are most important to you, you begin to figure out ways you can make them come true. You develop that attitudes, abilities, skills, and financial capacity to reach them. Your begin seeing previously overlooked opportunities to bring yourself closer to the achievement of your goals.

Goals you set which are too far out of your reach, you probably won’t commit to doing. Although you may start with the best of intentions, the knowledge that it’s too much for you means your subconscious will keep reminding you of this fact and will stop you from even giving it your best.

A goal needs to stretch you slightly so you feel you can do it and it will need a real commitment from you. For instance, if you aim to lose 20lbs in one week, we all know that isn’t achievable. But setting a goal to loose 1lb and when you’ve achieved that, aiming to lose a further 1lb, will keep it achievable for you.

The feeling of success which this brings helps you to remain motivated.

Realistic

This is not a synonym for “easy.” Realistic, in this case, means “do-able.” It means that the learning curve is not a vertical slope; that the skills needed to do the work are available; that the project fits with the overall strategy and goals of the organization. A realistic project may push the skills and knowledge of the people working on it but it shouldn’t break them.

Devise a plan or a way of getting there which makes the goal realistic. The goal needs to be realistic for you and where you are at the moment. A goal of never again eating sweets, cakes, crisps and chocolate may not be realistic for someone who really enjoys these foods.

For instance, it may be more realistic to set a goal of eating a piece of fruit each day instead of one sweet item. You can then choose to work towards reducing the amount of sweet products gradually as and when this feels realistic for you.

Be sure to set goals that you can attain with some effort! Too difficult and you set the stage for failure, but too low sends the message that you aren’t very capable. Set the bar high enough for a satisfying achievement!

Timely

Set a timeframe for the goal: for next week, in three months, by fifth grade. Putting an end point on your goal gives you a clear target to work towards.

If you don’t set a time, the commitment is too vague. It tends not to happen because you feel you can start at any time. Without a time limit, there’s no urgency to start taking action now.

Time must be measurable, attainable and realistic.

Everyone will benefit from goals and objectives if they are SMART. SMART, is the instrument to apply in setting your goals and objectives.

------------------

-Jika anda buat sesuatu.. kamu akan dapat sesuatu-

-Jika kamu tidak buat apa-apa, kamu tidak akan dapat apa-apa-

PERSISTENCEpost Motivational Wallpaper   Persistence

Selasa, Disember 14, 2010

10 Muharram? Hari 'Asyura :)

Puasa Taasu'a dan 'Asyura Menurut Prof. Dr Yusuf Al-Qaradawi

'Taasuaa' adalah hari ke 9 dari bulan Muharam, manakala 'Asyura adalah hari yang ke 10 dari bulan Muharam dan telah dikenali disisi kaum Quraish dimasa Jahiliyah. Hari 'Asyura juga dikenali sebagai hari raya orang Yahudi.

Aisyah telah berkata : pada hari As-Syura' orang Quraish pada zaman Jahiliyah berpuasa dan Rasulullah SAW berpuasa dengannya.

Tatkala tiba Rasulullah di Madinah baginda berpuasa dan memerintahkan manusia berpuasa dengannya, maka tatkala difardukan Ramadhan baginda bersabda :

من شاء صامه، ومن شاء تركه

"Barangsiapa mahu maka berpuasalah ia, dan barangsiapa tidak mahu, maka boleh meninggalkannya"

Telah berkata Ibn Abbas : Tatkala Nabi saw sampai (iaitu di Madinah) maka beliau telah melihat kaum Yahudi berpuasa 'Asyura, maka baginda bersabda :

"ما هذا؟"، قالوا: هذا يوم صالح، نجّى الله فيه موسى وبني إسرائيل من عدوهم، فصامه موسى، فقال: "أنا أحق بموسى منكم" فصامه وأمر بصيامه

"Apa ini? maka mereka menjawab : Hari ini merupakan hari keselamatan, Allah swt menyelamatkan Musa dan Bani Israel dari musuh mereka, maka berpuasalah Musa, Maka baginda bersabda :'Aku lebih berhak dengan Musa daripada kamu'. Maka beliau berpuasa dan memerintahkan agar berpuasa". - .

Maka Nabi SAW telah memfardhukan puasa pada perintah dan keazamannya, sehingga dia menghantar orang memberitahu kepada manusia agar melakukan puasa pada siangnya, walaupun mereka telah makan.
Tatkala difardhukan puasa pada bulan Ramadhan maka di hapuskan kefardhuan ini (puasa 'Asyura), kembalilah ia menjadi mustahab (sunat) berpuasa sahaja.

Dari Abu Qatadah, beliau berkata : Rasulullah saw bersabda :

صوم يوم عرفة يُكفِّر سنتين: ماضية ومستقبلة، وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

"Puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) 2 tahun : yang lepas dan yang akan datang, dan puasa pada hari 'Asyura' menghapuskan (dosa) setahun yang lepas"

Nabi saw telah memberi perhatian keatas syahsiah (kepreibadian) Islamiyah khususnya didalam segala hal supaya orang Islam memiliki keutuhan dari yang lain, baginda menganjurkan agar berpuasa pada hari yang ke 9 bersama hari 10 agar dapat membezakan diantara puasa mereka dan puasa ahli kitab.
Dari Ibn Abbas berkata : Rasulullah saw berpuasa pada hari 'Asyura', dan memerintahkan berpuasa, maka mereka berkata :

يا رسول الله، إنه يوم تعظمه اليهود والنصارى! فقال: "فإذا كان العام المقبل إن شاء الله صمنا اليوم التاسع" قال: فلم يأت العام المقبل حتى توفي رسول الله صلى الله عليه وسلم

"'Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani!' Maka baginda bersabda :'Maka jika kalau tiba tahun hadapan insyaallah kami akan berpuasa hari ke 9'. Maka dia berkata : Maka tidak datang tahun hadapan sehinggalah Rasulullah saw wafat." -.

Tidak didatangkan apa - apa perkara didalam hari 'Asyura' melainkan berpuasa, dan terdapat beberapa orang melakukan perkara seperti berhias, mandi, memakai celak, membelanjakan keluarga, menjadikannya musim atau perayaan dengan menyembelih binatang sembelihan, dan manusia meluaskan lagi. Kesemua ini tidak ada asalnya didalam agama Allah, tidak ada sebarang dalil yang sahih.

Ia kelihatan seperti reaksi perbuatan orang - orang syiah yang mengambil hari tersebut sebagai hari bersedih dan berkabung, mereka memukul - mukul dada, menyepak - nyepak pipi mereka, mengoyak-ngoyakkan pakaian mereka, mengingatkan mereka tragedi syahid yang dizalim, Hussien bin Ali ra.Kedua-duanya tidak benar dan kita tidak menghadapi bid'ah dengan bid'ah, dan tidak menghadapi penyelewengan dengan perkara yang sama juga, tetapi dengan cara kembali keseluruhannya keatas apa yang disyariatkan Allah dan Rasulnya.

Berkata Imam Ibn Qayyim :

أحاديث الاكتحال يوم عاشوراء، والتزين، والتوسعة والصلاة فيه، وغير ذلك من فضائل، لا يصح منها شيء، ولا حديث واحد، ولا يثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم فيه شيء، غير أحاديث صيامه، وما عداها فباطل.


"Hadith - hadith mengenai penggunaan celak pada hari 'Asyura', mencantikkan diri, membelanja keluarga, bersolat, dan lain - lain yang mempunyai fadhilat, Tidak sahih apa - apa mengenainya, dan tidak satu hadith pun dan tidak datang dari Nabi saw apa-apa darinya, selain dari hadith2 - hadith puasanya, dan menganggapnya batil"

dan misalnya
: {من وسَّع على عياله يوم عاشوراء، وسع الله عليه سائر سنته}

"Barangsiapa yang melapangkan (berbelanja) keatas keluarganya pada hari 'Asyura', Allah swt akan melapangkannya sepanjang tahun", maka berkata Imam Ahmad : Hadith ini tidak sah.

Mengenai hadith memakai celak, berhias dan berwangi-wangian : Maka ia adalah dari pembikinan pendusta, dan orang - orang yang lain mengambilnya dijadikan hari tersebut sebagai hari penderitaan dan dukacita, kedua - dua golongan ini merupakan ahli bid'ah dan mereka terkeluar dari al-sunnah.Ahli al-sunnah melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Nabi saw dengan berpuasa, dan mengelak dari Syaitan yang mengarahkan kepada bid'ah. (al-Manar al Munif didalam Sahih da Dha'if, Dar al-Qalam, Beirut , ditahqiq oleh Abu Ghuddah, ms 111-113).

Syiekh al-Islam Ibn Taimiyah telah ditanya berkenaan dengan amalan manusia di Hari 'Asyura' mengenai celak, mandi, bersolek, bersalaman (berjabat tangan), memasak biji-bijian, menunjukkan kegembiraan, dan yang lain - lain dari syara', apakah ia datang dari Nabi saw dengan hadith yang sahih atau tidak?Jika tidak datang dari hadith yang sahih apa - apa mengenainya, apakah mereka melakukannya merupakan bid'ah atau tidak? Begitu juga yang dilakukan oleh kumpulan yang lain seperti menyakiti diri, bersedih dan berhaus-hausan, mengoyak - ngoyakkan baju, Apakah perkara begitu ada asalnya atau Tidak?

Beliau menjawab : Segala pujian bagi Allah yang memerintah sekelian alam, tidak datang apa - apa dari hadith Nabi saw , dan tidak juga datang dari para sahabatnya, dan tidak disunatkan dari Imam - imam Islam yang empat, dan tidak selain darinya, dan tidak ada didalam riwayat oleh pencatat pencatat kitab rujukan sesuatu mengenai hal sedemikian, tidak dari Nabi saw, tidak dari sahabat, tidak dari tabiin, tidak dari buku Shahih, tidak dari Sunan, tidak dari masanid, tidak diketahui apa -apa mengenai hadith - hadith ini dari abad - abad yang penting.

Akan tetapi yang ada ialah hadith yang diriwayatkan kepada :{من اكتحل يوم عاشوراء لم يرمد من ذلك العام، ومن اغتسل يوم عاشوراء لم يمرض ذلك العام}


"sesiapa pada hari 'Asyura' memakai celak maka dia tidak merasa pedih mata sepanjang tahun, dan barangsiapa yang mandi pada hari 'Asyura' tidak akan sakit sepanjang tahun", dan contoh - contoh yang serupa dengannya.

Mereka meriwayatkan kelebihan (Fadhaa'il) menunaikan solat di hari 'Asyura', dan mereka meriwayatkan pada Hai 'Asyura' Adam bertaubat, berlabuhnya kapal di Bukit Judi, Yusuf kembali kepada Ya'kub, Ibrahim terselamat dari Api, Penyembelihan Kibas (Nabi Ismail) dan sebagainya.

Diriwayatkan didalam hadith maudhu' (palsu) bahawa Nabi saw sesunguhnya :

من وسع على أهله يوم عاشوراء وسع الله عليه سائر السنة


"Barangsiapa yang melapangkan kaum keluarganya pada hari 'Asyura' maka Allah akan melapangkannya sepanjang tahun".

Semua riwayat mengenai Nabi saw (didalam hal ini) adalah dusta, akan tetapi diketahui akan riwayat Sufyan bin Uyainah dari Ibrahim bin Muhammad bin Muntasyir, dari ayahnya berkata :

{بلغنا أنه من وسع على أهله يوم عاشوراء وسع الله عليه سائر سنته}"

Telah sampai kepadaku seseungguhnya barangsiapa yang melapangkan ahli keluarganya pada hari 'Asyura' maka Allah akan melapangkan sepanjang tahun" -.

Syiekh al-Islam mengingatkan : bahawa al-Hussein ra ketika dibunuh secara zalim, beliau syahid dan dimuliakan Allah dengannya dan dipertemukan dengan ahli baitnya yang suci, dan dihina kepada mereka yang zalim dan menyerangnya, dan akan menyertai kumpulan orang - orang yang jahat dikalangan manusia.Ada kumpulan yang menjadi Jahiliyyah yang zalim : atau atheist, munafik, dan kumpulan - kumpulan yang sesat melampau, yang mana ketaatnyanya kepada ahlu al-bait, mengambil hari 'Asyura' sebagai hari pemakaman, kesedihan dan meratap, menzahirkan syiar Jahiliyyah seperti menampar pipi, mengoyak-ngoyakkan baju, meratap - ratap seperti kaum Jahiliyyah.

Bagi menghadapi kaum - kaum ini,mereka melawan keta'asuban kepada Hussein dan ahlu al-bait. Dan bagi mereka yang jahil yang menghadapi kemusnahan (fasad) dengan kefasadan, pembohongan dengan pembohongan, kejahatan dengan kejahatan, bid'ah dengan bid'ah, mereka memaparkan kebahagiaan dan kegembiraan didalam upacara di Hari 'Asyura', seperti bercelak, bersolek, melapangkan ahli keluarga, memasak masakan yang diluar kebiasaan, dsb, sebagaimana dilakukanpada hari Eid dan perayaan.

Mereka menjadikan hari 'Asyura sebagaimana musim menyambut hari Raya dan perkahwinan, sementara golongan yang lain mengambil sebagai hari kematian berada dialam keadaan kesedihan dan sedih. Semua kumpulan - kumpulan ini salah dan terkeluar dari sunnah. .

Petikan dari buku : Syiekh Dr Yusuf al-Qaradhawi, . Fiqh al-Shiyaam : Taisir al-Fiqh fi Dau' al-Quran wa al-Sunnah. cet. ke 3. Beirut : Muassasah al-Risaalah, 2001. ms 142

"Apabila rasa senang dengan pujian, rasa sakit dengan penghinaan, menunjukkan kita ada kepentingan peribadi, tanda kita tidak ikhlas membuat kebaikan"

Ahad, Disember 05, 2010

Daerah ini.

Suka,Duka,Tetamu hati silih berganti.
Cukuplah Insyirah menjadi penawar hati.
Kata-kata manis pahit ditelan bersama;Tak dapat memilih.
Kerana daerah ini telah ku pilih.

Ya Allah,
Ku cuba menerima mereka seadanya...
tak bisakah mereka menerima kami apa adanya...

Meski seorang di daerah ini,
akan ku cari siapa yang sudi.
Allah menjadi pendidik sejati.
Rasullullah menjadi semangat diri.
---------

Alhamdulillah.
teman daerah ini,
meski mereka tiada disisi.
tapi dekat dihati...
namun daku ingin juga mencari supaya ada teman disisi.
Justeru, hati ini perlu dekat pada Ilahi.